Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan revitalisasi Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu) perlu dilakukan sehingga tidak hanya menjalani fungsi
pemantauan tetapi juga penyuluhan, demi menyokong upaya peningkatan
gizi di Indonesia.
"Perlu ada revitalisasi Posyandu, sehingga
mereka tidak sekadar menimbang, tetapi juga memberi penyuluhan, termasuk
soal kebutuhan gizi," kata Nafsiah selepas menghadiri acara puncak
Peringatan Hari Gizi Nasional ke-54 di Gedung Kementerian Kesehatan,
Jakarta, Selasa (25/2).
Menurut Nafsiah selama ini, Posyandu
cukup berperan besar dalam memastikan upaya peningkatan gizi dengan
memantau perkembangan gizi anak-anak. "Posyandu merupakan salah satu
cara memantau, di Posyandu mereka ditimbang setiap bulan sehingga dapat
terlihat perkembangan gizinya," katanya.
Namun, fungsi pemantauan
itu perlu diperluas dengan menerapkan fungsi penyuluhan, agar warga
masyarakat mengerti betul terkait kebutuhan gizi yang baik. "Maka
revitalisasi tadi itu perlu," katanya.
Di sisi lain, ia berharap
pelayanan yang diberikan Posyandu di tiap-tiap Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) dapat terus berjalan dengan rutin. Sementara
untuk proses revitalisasi Posyandu, dirinya menilai pemerintah daerah
perlu mengambil peran besar.
"Sebab biaya sudah diberikan, juga
petunjuknya, regulasi sudah ada, sekarang tergantung pemerintah daerah
untuk revitalisasi fungsi Posyandu itu," katanya.
"Karena tidak mungkin juga kalau kader Posyandu dari pusat semua," ujar dia menambahkan.
Pada
acara tersebut Menteri Nafsiah juga meresmikan peluncuran empat buah
buku yaitu dua seri Angka Kecukupan Gizi, satu seri Pedoman Gizi
Seimbang dan satu seri Pelayanan Gizi Rumah Sakit, serta sebuah komik
berjudul "Ayo Sarapan Sehat".
Pembuatan panduan gizi dalam bentuk
komik tersebut merupakan salah satu upaya mengemas informasi penting
dengan cara yang menarik. "Penyampaian pesan secara menarik ini agar
setiap keluarga bisa mengerjakan apa yang dianjurkan di dalamnya,"
ujarnya.
Peringatan HGN 2014 mengambil tema "Gizi Baik, Kunci Keberhasilan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional".
Hadir
pula dalam acara tersebut Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Roy Sparringa, Direktur Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat,
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam
Negeri Nata Irawan dan Deputi Bidang Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Nina Sardjuani.
sumber : id.berita.yahoo.com
INILAHCOM, Jakarta- Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi kecewa karena
sarapan sehat bagi anak-anak ternyata sepiring nasi goreng, telur
ceplok, dan nugget goreng atau sereal tambah susu.
Pertanyaan besar yang ia ajukan adalah bagaimana mencari nugget atau sereal di berbagai daerah terpencil seperti Indonesia bagian Timur misalnya.
"Sarapan sehat sekarang katanya nasi goreng pakai telur sama nugget, dikampung dimana cari nugget, terus katanya sereal pakai susu, kalau di daerah terpencil di mana cari serealnya," tanyanya ketika menyampaikan kata sambutan dalam kegiatan puncak Peringatan Hari Gizi Nasional ke-54 tahun 2014 bertema 'Gizi Baik, Kunci Keberhasilan Pelaksanaan JKN' di Kantor Kementrian Kesehatan , Jakarta, (25/2/2014). Sementara Hari Gizi Nasional diperingati setiap 25 Januari.
Menteri Nafsiah rupanya mengkritik materi komik yang berjudul 'Ayo Sarapan Sehat' yang disusun oleh ahli dan pakar gizi, Prof Dr Hardinsyah MS, Sondang Nababan SGz, dr Mira Dewi MSi dan diterbitkan oleh Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia dan Departemen Gizi Nasional Masyarakat, FEMA IPB.
Komik adalah satu dari tiga buku panduan yang dalam kesempatan ini juga diluncurkan Menkes, Dua buku lainnya juga tentang gizi adalah buku Pedoman Gizi Seimbang dan buku Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75/2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia. Keduanya terbitan Kementrian Kesehatan.
Dalam komik yang dikritik Menkes terlihat beberapa gambar pilihan menu makanan yang dianggap mudah dan bergizi untuk sarapan anak-anak sebelum berangkat sekolah atau beraktivitas.
Pilihan menu sarapan itu yaitu, ubi rebus atau sereal dan susu, lalu nasi goreng/nasi putih tambah nugget dan lalapan, mie telur dan sawi hijau, dan roti selai buah dan susu.
Menkes mengatakan, apa yang disampaikan dalam buku harusnya juga mempertimbangkan apakah itu mudah diterapkan di daerah-daerah khususnya yang terpencil. Kata Menkes menu dalam buku seharusnya bersifat user
"Ini tantangan buat puskemas dan pihak terkait, bagaimana menerjemahkan buku ini ke dalam bentuk yang bisa dilaksanakan secara konkret. Kalau dia harus makan sereal, saudara kita di NTT di mana harus cari sereal, kita harapkan semua pihak terkait bagaimana menerjemahkan secara lokal menu agar muda didapat di seluruh daerah," paparnya. [mor]
Pertanyaan besar yang ia ajukan adalah bagaimana mencari nugget atau sereal di berbagai daerah terpencil seperti Indonesia bagian Timur misalnya.
"Sarapan sehat sekarang katanya nasi goreng pakai telur sama nugget, dikampung dimana cari nugget, terus katanya sereal pakai susu, kalau di daerah terpencil di mana cari serealnya," tanyanya ketika menyampaikan kata sambutan dalam kegiatan puncak Peringatan Hari Gizi Nasional ke-54 tahun 2014 bertema 'Gizi Baik, Kunci Keberhasilan Pelaksanaan JKN' di Kantor Kementrian Kesehatan , Jakarta, (25/2/2014). Sementara Hari Gizi Nasional diperingati setiap 25 Januari.
Menteri Nafsiah rupanya mengkritik materi komik yang berjudul 'Ayo Sarapan Sehat' yang disusun oleh ahli dan pakar gizi, Prof Dr Hardinsyah MS, Sondang Nababan SGz, dr Mira Dewi MSi dan diterbitkan oleh Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia dan Departemen Gizi Nasional Masyarakat, FEMA IPB.
Komik adalah satu dari tiga buku panduan yang dalam kesempatan ini juga diluncurkan Menkes, Dua buku lainnya juga tentang gizi adalah buku Pedoman Gizi Seimbang dan buku Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75/2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia. Keduanya terbitan Kementrian Kesehatan.
Dalam komik yang dikritik Menkes terlihat beberapa gambar pilihan menu makanan yang dianggap mudah dan bergizi untuk sarapan anak-anak sebelum berangkat sekolah atau beraktivitas.
Pilihan menu sarapan itu yaitu, ubi rebus atau sereal dan susu, lalu nasi goreng/nasi putih tambah nugget dan lalapan, mie telur dan sawi hijau, dan roti selai buah dan susu.
Menkes mengatakan, apa yang disampaikan dalam buku harusnya juga mempertimbangkan apakah itu mudah diterapkan di daerah-daerah khususnya yang terpencil. Kata Menkes menu dalam buku seharusnya bersifat user
"Ini tantangan buat puskemas dan pihak terkait, bagaimana menerjemahkan buku ini ke dalam bentuk yang bisa dilaksanakan secara konkret. Kalau dia harus makan sereal, saudara kita di NTT di mana harus cari sereal, kita harapkan semua pihak terkait bagaimana menerjemahkan secara lokal menu agar muda didapat di seluruh daerah," paparnya. [mor]
0 komentar
Silahkan Beri Komentar Saudara...