Keluhan susah makan merupakan problem
klasik yang kerap dihadapi ibu-ibu. Anak menolak makanan yang
diberikan. Terkadang sulit diketahui apa penyebab penolakan tersebut.
Namun, bukan berarti tidak ada solusi yang tepat untuk anak yang susah
makan.
Jika dibiarkan berlanjut terus menerus,
maka kebutuhan gizi yang seharusnya tercukupi untuk anak seusianya
tidak akan terpenuhi. Akibatnya, pertumbuhan dan perkembangan anak
tidak akan optimal.
Untuk mencegah anak menjadi susah makan, perlu diperhatikan kembali cara pemberian makan sejak bayi, yaitu :
Untuk mencegah anak menjadi susah makan, perlu diperhatikan kembali cara pemberian makan sejak bayi, yaitu :
1. Pemberian ASI eksklusif sampai usia 6
bulan. Pemberian makanan pendamping ASI ( MP-ASI ) dianjurkan setelah
usia 6 bulan, karena pada usia tersebut, fungsi organ tubuh balita
sudah siap menerima makanan dari luar selain ASI.
2. Kenalkan beranekaragam bahan makanan
sejak usia balita. Pepatah yang mengatakan ” tak kenal maka tak sayang
” berlaku juga untuk anak. Jika tidak diperkenalkan sejak awal, anak
tidak akan mengenal rasanya, sehingga anak susah untuk menerimanya.
3. Jadwal pemberian susu yang tepat.
Seringkali terjadi, jika anak susah makan, maka ibu pun segera
memberikan susu, dengan anggapan minum susu pun sudah dapat
menggantikan makan. Padahal pandangan tersebut tidak sepenuhnya benar.
Jika anak terlalu sering minum susu
tanpa terjadwal, anak akan kenyang susu, sehingga wajar saja jika tiba
saatnya makan, anak masih terasa kenyang, sehingga tidak mau makan.
Sebaiknya untuk anak usia balita, cukup 2 gelas susu setiap hari.
4. Perhatikan jadwal pemberian makanan
selingan.Sejak bayi, anak harus diperkenalkan makanan selingan. Semakin
banyak variasi makanan yang diperkenalkan, semakin mudah anak untuk
menerima makanan baru.
Namun, pilihlah jenis makanan selingan
yang sehat. Perhatikan komposisi makanan yang ada. Pilihlah makanan
yang komposisi zat gizinya mengandung karbohidrat, protein, lemak,
sayuran dan vitamin. Sebaiknya selingan diberikan dalam bentuk
buah-buahan segar.
Seringkali anak lebih suka makan cemilan
”snack” ringan. Makanan- itu banyak mengandung zat pewarna dan
pengawet, sehingga jika berlebihan dalam mengkonsumsinya dapat
membahayakan kesehatan tubuh.
Disamping itu, jika terlalu banyak makan
”snack” tersebut, perut anak menjadi cepat kenyang, sehingga jika
tiba waktunya makan, anak pasti menolak. ”Snack” mengandung banyak
kalori, namun rendah serat, vitamin dan mineral, sehingga anak menjadi
cepat kenyang namun pemenuhan zat gizi lainnya sangat kurang.
Pemberian makanan selingan sebaiknya jangan berdekatan dengan waktu
makan.
5. Susun jadwal jam makan secara
teratur. Memberikan jadwal makan secara teratur kapan ia harus makan
pagi, makan siang, ataupun makan malam, dapat membantu kondisi organ
tubuh anak beradaptasi dengan waktu makan yang sudah ditentukan, dan
anak lambat laun akan terbiasa dengan waktu makan tersebut. Namun,
penerapan pola makan tersebut tidak bisa dibuat terlalu ketat. Ada
kalanya anak merasa masih kenyang, atau menolak lantaran tidak menyukai
lauk pauk yang tersedia atau rasanya tidak enak.
6. Jangan terburu-buru dalam memberikan
makanan. Biasanya jika pagi hari, dimana orang tua bersiap-siap untuk
berangkat ke kantor, suasana rumah menjadi ”heboh”. Semua terasa
terburu-buru, termasuk saat makan untuk anak. Pada anak, saat makan
seharusnya menajdi saat yang menyenangkan.
Jangan karena orangtua hanya memiliki
waktu yang terbatas, maka anak langsung ” dijejali” satu porsi makanan
yang harus langsung ia habiskan. Anak akan menolak untuk makan karena
merasa tidak tenang. Cobalah untuk menambahkan hal yang menyenangkan
seperti musik, TV ataupun mencarikan teman agar dapat meningkatkan
gairah makannya.
7. Carilah apa ada penyakit penyerta.
Jika dengan segala upaya sudah dicoba namun anak tetap tidak mau makan
juga, carilah kemungkinan apakah anak menderita suatu penyakit atau
ada gangguan dalam fungsi organ tubuhnya. Jika anak menderita radang
tenggorokan, sakit gigi, dimana ia menjadi susah menelan, wajar saja ia
menjadi susah makan. Tanyakan pada anak Anda, apakah ia merasa
kesakitan di suatu tempat didalam tubuhnya.
Sebagai orang tua, memang dibutuhkan
kesabaran dan improvisasi dalam menentukan menu makanan bagi anak, agar
ia tidak cepat bosan dengan menu yang itu-itu saja.Meskipun anak
hanya menyukai sedikit menu, namun orang tua sebaiknya tetap harus
sering memperkenalkan berbagai variasi menu kepada anak.
Bukankah pepatah ”witing tresno jalaran
saka kulino” memang tepat ? Jika anak tidak mengenal suatu makanan,
bagaimana anak akan mau memakannya ? (13)
dokter. Etisa Adi Murbawani, M.Si, Staf pengajar Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran UNDIP Semarang
Sumber: menubalita.com
0 komentar
Silahkan Beri Komentar Saudara...