Sedikitnya 287 anak di bawah lima tahun (balita) di Sragen mengalami
kekurangan gizi. Sedangkan sebanyak 13 % orang tua enggan memeriksakan
kesehatan anak mereka ke pos pelayanan terpadu (Posyandu).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen, Farid Anshori didampingi Kasi
Gizi Dinkes Sragen, Siswiyardi menjelaskan, anak yang mengalami
kekurangan gizi tergolong sangat kecil hanya 2 % dari jumlah balita di
Sragen yang mencapai 59.495 jiwa. Bahkan jumlah tersebut terbilang
menurun dibanding tahun sebelumnya 3,4 %. Namun demikian balita yang
bersangkutan telah mendapat pengawasan selama tiga bulan dan bisa tumbuh
normal, sehingga tidak sampai pada status gizi buruk.
“Kendati berat badan kurang maupun pertumbuhan lambat, tetapi secara
keseluruhan tak memengaruhi kesehatan anak. Karena setelah dilakukan
Pemberian Makanan Tambahan (PAT) kondisi balita dengan cepat kembali
normal,” terang Siswiyardi, Senin (3/2).
Menurut Siswiyardi, sejumlah tindakan telah dilakukan Dinkes Sragen
untuk menanggulangi kekurangan gizi tersebut selama tiga bulan
memberikan PAT. Apabila dari waktu yang dijadwalkan belum ada perubahan,
baru pihaknya melakukan langkah pemeriksaan medis.
“Selain langkah medis, kami juga tetap akan memberikan PAT bagi
balita. Bahkan, untuk memberikan jaminan bagi anak, ibu hamil juga
diberi penambahan gizi khusus,’ ujar Siswiyardi.
Ditambahkan Siswiyardi, selain menambah anggaran dalam penanganan
balita dengan dana APBD dan Biaya Operasional Kesehatan (BOK), pihaknya
dalam penanganan anak juga melakukan kaderisasi petugas kesehatan di
tingkat Posyadu. Saat ini petugas kesehatan di tingkat Posyadu sebanyak
7652 orang yang diterjunkan untuk 1.575 Posyandu.
“Petugas tersebut sebagai ujung tombak pengawasan kesehatan di tingkat desa bagi balita maupun ibu hamil,” pungkas Siswiyardi.
Editor : Abednego Afriadi
Sumber : http://timlo.net
0 komentar
Silahkan Beri Komentar Saudara...